22 Aug 2024
Bidang Ilmu: Teknologi Informasi & Komunikasi
Penulis/sumber: Reza Prama Arviandi
Diunggah Oleh: ADMINISTRATOR
Keputusan Pemerintah Indonesia memindahkan Ibu Kota untuk mencapai visi Indonesia
2045 mempunyai banyak tantangan dan potensi yang memerlukan kolaborasi dari berbagai
macam pihak. Membangun sebuah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan 24 Key
Peformance Index (KPI), delapan prinsip pengembangan, dan tiga pendekatan pengembangan
kota: forest city (kota hutan), sponge city (kota spons), dan smart city (kota pintar) mendorong
banyaknya inovasi terkini yang perlu dipertimbangkan. Isu dalam pengembangan kota baru yang
dipersiapkan menjadi smart city yaitu bagaimana memelihara infrastruktur yang terbangun
dengan inovasi teknologi. Selain itu diperlukan partisipasi publik sehingga inovasi yang dilakukan
dapat berkelanjutan. Biaya akuisisi data pemeliharaan jalan sangat tinggi, tidak efisien, serta tidak
mampu menampilkan data real time untuk membantu pembuatan kebijakan yang tepat. Akuisisi
data vibrasi menggunakan perangkat selular pengguna jalan dapat memecahkan salah satu
risiko dalam pemeliharaan jalan di IKN. Tingkat layan jalan yang baik dapat mengurangi tekanan
hidup masyarakat. Hasil akhirnya diharapkan dengan pemeliharaan jalan yang baik menjadi
indikator peningkat kualitas hidup di IKN.